Koran Harian Pikiran Rakyat
Bandung, Rabu, 02 April 2008.
Hidup Sehat dan Damai dengan “Qi”
Oleh: .* ERIYANTI/”PR”
PESERTA pelatihan pernapasan Circulation of “Qi” for Health® memenuhi ruangan. Meditasi ini kian diminati karena bukan hanya menyehatkan tetapi juga dapat menjadikan hidup lebih tenang dan damai.
FAKTA menunjukkan, tidak semua penyakit dapat disembuhkan dengan mengonsumsi obat. Itulah sebabnya, saat ini semakin banyak orang yang mencari penyembuhan alternatif yang dalam terapinya sama sekali tidak menggunakan obat-obatan. Salah satunya adalah dengan melatih sirkulasi Qi yang terdapat dalam tubuh kita.
Berlatih sirkulasi Qi atau sering disebut Qigong (baca: Chikung) kini sedang diminati banyak kalangan.
Menurut instruktur/guru Qigong Budiman Handjaja, M.Sc., peminat Qigong tidak melulu orang Tionghoa — yang merupakan asal muasal Qigong — tetapi juga semua kalangan. “Yang pasti adalah orang dewasa, karena inti dari berlatih Qi adalah konsentrasi,” ujar Budiman.
Workshop Circulation of “Qi” for Health yang pernah dibuka Budiman membuktikan peserta bukan hanya perorangan tetapi yang terbanyak justru dari kelompok, seperti kelompok karyawan dari perusahaan tertentu, perbankan, ataupun suatu perkumpulan. Untuk satu kelasnya, minimal diikuti 50-60 peserta laki-laki dan perempuan berusia remaja sampai dewasa.
Diperkirakan, sedikitnya ada sekitar 200 juta orang yang melatih Qigong di seluruh dunia. Sedangkan untuk Indonesia sendiri yang berlatih dengan Budiman lebih kurang 1.800 orang dari 46 kelas. Para peserta ini pada umumnya berasal dari kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. “Jadi, justru masyarakat perkotaanlah yang sudah menjadikan Qigong ini sebagai pilihan alternatif dalam menjaga kesehatan,” ungkap Budiman memaparkan.
Alasan itu pulalah yang menjadi dasar pemikiran Komisaris Bank NISP Karmaka Surjaudaja mengikutsertakan karyawannya pada kelas Qigong. Sejak tahun 2005, sudah 4 kelas karyawan dan nasabah NISP mengikuti pelatihan ini. Dalam setiap kelasnya terdiri atas 50-60 peserta.
“Kita tidak ingin karyawan kita loyo, sedikit-sedikit terkena flu, stres dikejar target-target, dll. Makanya, karena saya merasakan manfaatnya latihan ini, setiap karyawan secara bergilir mengikuti latihan ini,” ungkap Karmaka.
Karmaka menyebutkan, hasil pelatihan tersebut membuktikan, semangat kerja karyawannya dapat lebih terjaga. Mereka bukan saja dapat lebih berkonsentrasi saat bekerja, tetapi juga dapat berprestasi dengan baik. Dalam kehidupan berkeluarganya pun jauh lebih bahagia.
“Ada karyawan saya yang sebelumnya tidak punya anak, jadi bisa punya anak. Ada juga karyawan yang seharusnya dioperasi, malah sekarang lebih sehat. Qigong betul-betul menjadi alternatif kita dalam menjaga kesehatan,” ujarnya.
Seperti diakui Eddy Agussalim, salah seorang karyawan NISP, ia ikut pelatihan tersebut karena diberi kesempatan perusahaannya. “Lagi pula, kita ingin belajar suatu cara yang dapat memelihara kesehatan yang bisa dipakai seumur hidup. Caranya, ya dengan belajar sirkulasi Qigong ini,” ujarnya.
**
Qigong, menurut Budiman, memang dapat menyembuhkan berbagai masalah kesehatan yang berkaitan dengan pencernaan, sirkulasi darah yang tidak baik, masalah jantung, hati, disfungsi sistem kelenjar/hormon & tiroid, sistem reproduksi (baik laki-laki maupun wanita), migrain, asma, alergi, meredakan rasa sakit, memperbaiki tensi darah rendah/tinggi, masalah mata, diabetes (kencing manis), tumor, kanker, dsb.
Beberapa nama yang mengaku cukup berhasil memperbaiki kondisi kesehatannya dengan Qigong, antara lain Harry Tjan Silalahi dan Cosmas Batubara. Pak Harry Tjan Silalahi divonis sakit gula, badannya agak gemuk, dan menderita penyakit ini cukup lama. Setelah berlatih Qigong, ia berhasil menguruskan badannya dan hidup lebih baik.
Begitu juga dengan Cosmas Batubara. Lelaki yang pernah aktif di panggung politik era Soeharto ini menderita jantung. Setelah mengikuti latihan Qigong, keadaannya jauh lebih baik. “Jadi, memang bukan hanya saya dan karyawan saya yang sudah merasakan manfaat Qigong. Tetapi banyak orang, bahkan Qigong sudah diakui oleh seluruh dunia,” kata Karmaka.
**
PELATIHAN Qi, menurut Budiman, sebenarnya dapat dilakukan sendiri dan sangat mudah. Hanya, seseorang baru dapat melakukannya setelah mengikuti latihan dan pengenalan Qigong terlebih dahulu dengan instruktur/guru Qi.
Latihan ini dilakukan dengan cara memusatkan banyak titik perhatian ke satu titik perhatian. Oleh sebab itu, inti dari latihan ini adalah konsentrasi. Sehingga Qigong sering disebut juga dengan meditasi Zhen Qi.
Latihan sirkulasi Qi sebenarnya merupakan suatu latihan mikrokosmis yang mencoba menyatukan kembali dua meridian yang terdapat di dalam tubuh manusia. Kedua meridian tersebut adalah meridian ren dan meridian du.
Ren adalah meridian yang terletak di sisi depan tubuh, dimulai dari bawah bibir – atas dagu, diakhiri di tengah-tengah antara kemaluan dan dubur. Sedangkan meridian du terletak di bagian belakang tubuh, dimulai dari tulang ekor, naik ke atas, dan berakhir di rongga mulut bagian langit-langit atas.
Kedua meridian ini, tidak kasat mata seperti halnya aliran darah. Namun, jika kedua meridian ini dapat bersatu akan menggerakkan Qi dalam tubuh. Sebab dengan kedua meridian yang terbuka, Qi yang masuk ke otak akan cukup. Semakin baik asupan Qi ke otak, secara bertahap akan memperbaiki organ tubuh yang rusak.
“Mengapa penyatuan kembali meridian ini harus dilatih? Karena sejak manusia lahir, kedua meridian ini terputus. Bahkan sejak bayi sampai dewasa manusia cenderung hanya melatih organ-organ tubuh yang kasat mata sedangkan meridian ini terlupakan,” tuturnya.
Menurut Paulus Agus Tjarman, salah seorang peserta, latihan Qi dapat dilakukan dengan mudah. Seseorang yang sudah mengikuti latihan, dapat menularkannya kepada yang lain. Namun, karena alasan keselamatan, latihan biasanya hanya diberikan oleh instruktur atau guru yang sudah bersertifikat.
Pasalnya, bila kedua meridian tadi sudah bertemu dan menyatu kembali, seseorang yang berlatih Qi akan mengalami sensasi luar biasa. Ada yang merasakan sedih luar biasa, ada yang merasa bahagia, ada pula yang tidak sanggup menghentikan tangannya yang terus bergerak-gerak. Bahkan, ada yang sampai bisa melayang. Semua itu bergantung pada sensor motorik mana yang menjadi fokus konsentrasi saat kedua meridian yang lama tidak bersatu itu “jebol”.
Semua itu, kata Agus, sebenarnya biasa, bahkan dapat dirasakan secara sadar, bukan mistis, atau takhayul. “Tapi kalau orang mengikutinya tidak dipandu instruktur, bisa-bisa tidak terkendali. Sebab bila sensasi itu sedang terjadi, tidak dapat dihentikan. Dan kita yang mengalaminya, exciting banget,” kata Agus.
Ada 8 sensasi yang dapat dialami seseorang yang berlatih Qi, meliputi perasaan membesar pada tangan, kepala, dan badan. Ada juga yang merasakan tangan, kepala, dan badan menjadi mengecil. walaupun secara fisik sebetulnya tidak mengalami perubahan.
Ada juga yang merasakan berat yang mengimpit, ringan yang mengambang, sejuk/dingin, panas di ulu hati, tangan dan pinggang, ada yang merasakan gatal, dan ada juga yang merasakan baal, kesemutan, atau mati rasa. “Semua sensasi ini akan dirasakan berbeda oleh setiap orang. Begitu juga kapan sensasi itu hadir,” kata Agus yang diamini Eddy.
**
BERLATIH Qi dapat dilakukan dengan cara yang sangat mudah. Ada empat sikap meditasi Zhen Qi, yakni duduk di kursi dengan menginjak lantai, betis lurus, kedua telapak tangan menghadap ke bawah, tubuh rileks, pundak dilepas, dan tarik sedikit dagu masuk, duduk dengan tegak. Dapat pula dengan sikap duduk bersila kaki, bersila bebas, sikap lotus, atau mungkin berbaring.
Hal mendasar yang harus diperhatikan dari semua sikap meditasi ini, menurut Agus, adalah dengan menempelkan ujung lidah di antara langit-langit keras dan langit-langit lunak. Bernapaslah, dan fokuskan pada saat membuang napas. Bukan pada saat mengambil napas.
“Sungguh, cara seperti ini membuat saya lebih rileks. Saya biasanya melakukan meditasi ini pada saat pagi setelah subuh. Selain anak-anak belum bangun, kondisinya juga sangat mendukung,” ungkap Titus Sunjaya membagi pengalamannya.
Meski demikian, Agus menyebutkan, berlatih pernapasan seperti itu dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Dengan cara seperti itu, orang akan dapat konsentrasi dan merasakan rileks. Saluran Qi itu seperti pembuluh darah, tapi tidak dapat terdeteksi.
Mengikuti latihan meditasi Zhen Qi memang tidak murah. Namun, demi kesehatan yang lebih baik, beberapa perusahaan rela mengeluarkan anggarannya untuk pelatihan ini. Begitu juga Mirna, peserta perorangan yang mengaku merasa memperoleh imbalan lebih dibandingkan dengan biaya yang sudah dikeluarkan.
“Kalau kita harus rela mengeluarkan uang puluhan juta buat operasi, mengapa tidak untuk cara yang satu ini. Lagi pula, latihan ini lebih bersifat pencegahan. Kita kan lebih baik mencegah daripada mengobati,” ujarnya.
Nah, jika Anda sudah bosan berobat, kapok berhubungan dengan obat-obat kimia, atau ingin melepas ketergantungan pada obat dan ingin mencoba cara hidup lebih sehat, tidak ada salahnya menyisihkan uang untuk mengikuti latihan ini. Dengan mengikuti pelatihan pernapasan Circulation of “Qi” for Health®, ibarat Anda sedang menebar Qi untuk menuai hidup lebih sehat, damai, dan bahagia. (Eriyanti/”PR”)***