- Testimonial 41, Francesca Tiffin, Switzerland, Europe.
- Testimonial 40 – Dian Milasanti, Breast Cancer Recovery.
- Testimonial 39 – Priscilla Ku Kei Kwan
- Testimonial 38 – Dr Brigit Heinisch-Rochert
- Testimonial 37 – Ratna Djuwita Tjokro
- Testimonial 36 – Vanessa Wong
- Testimonial 35 – Dr Robert Ho Ting Kwok
- Testimonial 34 – Ivan Yeh, Hong Kong
- Testimonial 33 – Carey Cheung, Hong Kong.
- Testimonial 32 Megawati Alition
Treatment for vertigo melalui pelatihan Circulation of Qi for Health.
Nama saya : David Halim, peserta pelatihan Circulation of Qi for Health Angkatan P149-Hotel Aston Braga, Bandung, 11 – 23 NOVEMBER, 2012.
Selamat siang Pak Budiman,
Vertigo
Di sini saya ingin bercerita singkat tentang derita penyakit vertigo saya. Sebelumnya saya selalu dengar orang bilang sakit vertigo, awalnya saya pikir kepala pusing ya makan obat Panadol saja.
Pada bulan Juli 2012 saya mendapat gangguan suara berdenging dan berdengung di telinga sebelah kiri. Setelah lebih kurang 10 hari, pada suatu pagi hari sewaktu saya bangun tidur tiba-tiba kepala saya pusing banget seperti ada gempa bumi, dan telinga saya berdenging kenceng banget hampir tidak bisa mendenger dengan jelas. Keringat dingin bercucuran dari atas kepala banyak sekali, dan wajah saya pucat, serta mual hingga muntah sampai semua isi perut berikut cairan asam keluar dari lambung. Saya harus berbaring dengan syarat kepala tidak boleh bergerak sedikut pun, pakai bantal sampai 4 buah agar posisi badan bisa setengah duduk dan tidur, hampir seharian baru mereda dan bisa makan bubur, karena maag saya perih kalau makan nasi.
Sudah 4 dokter spesialis THT saya kunjungi di Bandung, tidak juga sembuh. Hampir setiap 2 hari sekali vertigonya kambuh, saya berkunjung ke spesialis penyakit dalam yang top di Bandung, tapi tidak juga sembuh.
Akhirnya sesudah 2 bulan berlalu, dan hidup tersiksa karena vertigo. Pada bulan September 2012 saya dan isteri berangkat berobat ke Penang – Malaysia. Hari pertama di Penang, saya ke dokter spesialis THT dan dokternya tidak berani kasih penjelasan apa penyebab vertigo yang saya alami. Tapi di Bandung dokter THT menvonis saya kena meniere syndrome (Meniere’s disease is an inner ear disorder that affects balance and hearing), dan sampai sekarang belum ada obatnya. Cuma dikasih obat betaserc 24 mg atau studgeron. Hari ke 2 saya pergi lagi ke hospital yang lain, dokter menvonis saya kena gangguan rongga telinga bagian paling dalam, dan dikasih obat Tebonin, semacam gingko. Di Penang hari ke-4 vertigo kumat lagi, jadi tidur saja seharian. Hari ke-5 pagi saya pergi lagi ke hospital yang pertama saya kunjungi. Dokter pertama menyuruh saya MRI scan otak, dan hasilnya juga bagus, tidak ada gangguan apa pun di dalam otak atau kepala. Akhirnya saya pulang lagi ke Indonesia. Hampir tiap 2 atau 3 hari vertigo selalu kumat kembali.
Pada bulan Nov. 2012 saya bertemu dengan teman saya di daerah Lembang, Bandung. Dia sedang latihan Qi waktu saya berkunjung ke rumahnya, setelah selesai latihan kami pun bercerita tentang pengalaman masing2. Akhirnya dia, dan juga seorang Bhiksu dari Medan, menyarankan saya untuk latihan Qi. Akhirnya saya ikut latihan Qi di Hotel Aston Braga Bandung. Dari dulu kita sering dengar orangtua bilang “tuntutlah ilmu sampe ke negeri china”, itu memang betul sekali. Dan Sehat itu mahal, artinya kesehatan tidak bisa diukur dengan uang. Setelah selesai kelas Qi tgl 23 nov 2012, saya tetep latihan minimal 1 jam tiap hari, tidak ada alasan sibuk. Latihan Qi adalah kurikulum wajib buat saya. Sampai hari ini veritigo saya tidak pernah kumat lagi, obat dari dokter pun sudah tidak saya makan lagi sampai hari ini. Setiap hari saya olah raga antar lain: berenang, lari, atau badminton, nafas lebih ringan dan stamina lebih bagus.
Demikian pengalaman dari saya. Semoga rekan2 latihan Qi tetap semangat dalam hidup ini. Saya ucapkan banyak terima kasih kepada Pak Budiman (Master of Qi) semoga kita diizinkan bisa berjumpa lagi di hari yang akan datang.
Best regards,
David Halim