- Testimonial 41, Francesca Tiffin, Switzerland, Europe.
- Testimonial 40 – Dian Milasanti, Breast Cancer Recovery.
- Testimonial 39 – Priscilla Ku Kei Kwan
- Testimonial 38 – Dr Brigit Heinisch-Rochert
- Testimonial 37 – Ratna Djuwita Tjokro
- Testimonial 36 – Vanessa Wong
- Testimonial 35 – Dr Robert Ho Ting Kwok
- Testimonial 34 – Ivan Yeh, Hong Kong
- Testimonial 33 – Carey Cheung, Hong Kong.
- Testimonial 32 Megawati Alition
Testimony E-mail from Ginarthi Elpurba, peserta Kelas pelatihan Circulation of “Qi” for Health,
Angkatan P41-SCBD Sudirman, Tgl. 24 Agustus – 06 September 2008, di Jakarta.
Hallo Pak Budiman and rekan,
Ma’af, baru sekarang saya kirim e-mail karena kesibukan saya di Sydney. Maklum Pak, hidup di Sydney tidak seenak hidup di Jakarta yang bisa punya pembantu dan supir, semua serba dilayani.
I) Saya mengetahui Cirqulation of Qi for health ini dari teman saya, Ibu Lana, sebenarnya sudah cukup lama tapi saya mengacuhkannyasaja karena saya kurang begitu percaya dengan meditasi. Teman saya ini tahu kalau saya sering sakit kepala. Suatu hari, dia datang ke Sydney. Waktu itu winter lagi dingin2nya dan angin sangat kencang, saya datang mengunjunginya pada malam hari.
Pulangnya, kita ngobrol di pinggir jalan. Waktu itu saya heran, kenapa teman saya ini kok tidak merasa dingin sama sekali? Ternyata bukan saya saja yang melihat hal ini. Di mobil dalam perjalanan pulang, suami saya berkata: ‘Kok si Lana tidak berasa dingin sama sekali ya? padahal kita berdua sudah kedinginan setengah mati.’ Saya tinggal di Sydney sudah 12 tahun sedangkan dia jarang ke Australia dan baru datang dari Jakarta.
Besoknya saya telfon teman saya itu dan dia bilang kalau dia latihan Qi setiap hari.
Nah, mulai saat itu lah saya mulai tertarik dengan kelas Cirqulation of Qi ini.
Saya bertanya kapan ada kelas baru dan juga saya e-mail Bapak. Waktu itu kelas baru dimulai tanggal 10 August sampai 23 August, yang mana saya tidak bisa ikut karena saya baru akan sampai Jakarta tanggal 23 Augustus. Saya ambil cuti 1 bulan, 1 minggu untuk di Singapore, cek dokter (sudah appointment) , 3 minggu di Jakarta.
Memang sudah jodoh saya untuk ikut kelas Bapak, karena ternyata kelas diundur mulai 24 August. Kebetulan sekali. Lalu saya minta adik saya, Gracia, daftar untuk berdua. Sesampainya saya di Jakarta, besoknya saya langsung ikut kelas.
II) Saya menderita sakit kepala sejak kecil, mungkin sekitar umur 10 tahun, sampai saya menikah dan punya anak yang terbesar sudah berumur 28 tahun, sekarang saya berumur 55 thn. tetap sakit kepala gak bisa hilang dan yang paling tidak enak adalah saya sering tidak bisa tidur karena setiap sakit kepala, saya malah tidak bisa tidur.
Saya sudah menghubungi macam2 dokter dan periksa kepala, perut, usus, mata, cek darah dll, ke Dr. syaraf, internist, acupuncture, macam2 pijat, sudah di MRI scan, x-ray dll, di Jakarta, Singapore dan Sydney.
Hasilnya semua sama, semua bagus hanya ada hal2 kecil yang memungkinkan terjadinya sakit kepala itu. Jadi saya tetap sakit kepala hampir setiap hari, dan hampir setiap hari pula saya minum obat, baik dengan resep dokter yang resepnya pasti mengandung obat penenang, maupun beli sendiri di apotik.
Perlu diketahui bahwa nenek dan ibu saya pun mengalami hal yang sama, sakit kepala seumur hidup sampai hari tuanya.
Menurut seorang dokter, hormon saya tidak seimbang. Apakah benar, saya tidak tahu.
Selama saya mengikuti kelas 2 minggu, saya heran, kenapa pulang latihan sampai rumah sudah jam 11 (macet), beres2, lalu saya paksa latihan dulu sebelum tidur, jadi saya tidur kira2 jam 1. Paginya, jam 4 – 5 saya sudah bangun dan latihan lagi 1 jam. Jadi saya tidur cuma 3 sampai 4 jam/hari.
Kok badan terasa enak, tidak capek dan kepala tidak sakit. Biasanya, dalam keadaan itu, tanpa latihan tentunya, kepala saya sudah sakit nyot2an dan badan capek sekali.
III) Sejak kecil, gigi taring saya di rahang bawah, cuma ada 1. Pada waktu saya berumur sekitar 30an, saya masih tinggal di Jakarta waktu itu, seorang Dokter Gigi, teman suami saya memeriksa saya.
Drg ini membuat foto panorama rahang dan ternyata taring yang hilang itu terletak melintang di bawah akar 3 buah gigi. Drg ini menganjurkan saya untuk operasi dan membuang 3 buah gigi + 1 gigi taring yang terletak di bawahnya itu karena, katanya, mungkin sakit kepala saya dari situ.
Karena Drg ini teman suami, siapa yang tidak percaya?
Saya menurut saja dan selesai operasi, saya terpaksa harus membuat bridges, 6 buah crown untuk mengganti gigi saya yang hilang itu.
Sampai sekarang saya sangat menyesali tindakan saya itu karena walaupun telah dibuang 4 buah gigi, yang tidak sakit atau rusak, ha..ha…, sakit kepala saya tetap saja tidak hilang sampai saya mengikuti kelas Qi ini.
Sekarang saya enak tidur, sakit kepala banyaaaak berkurang dan obat sudah banyak terbuang. Sayangnya saya tinggal di Sydney yang semua2 harus dikerjakan sendiri, di samping harus kerja, saya juga harus mengurus rumah, nyuci, gosok, masak dll sehingga latihan tidak bisa dilakukan teratur.
Tapi saya berjanji akan saya usahakan untuk melakukan latihan dengan teratur agar sakit kepala saya hilang sama sekali.
Demikianlah e-mail saya yang panjang ini dan pesan saya kepada peserta, jangan percaya saja dengan pendapat 1 orang sekalipun orang itu seorang ahli, teman, atau saudara, carilah alternative lain dan latihan lah yang teratur minimal 1 jam setiap hari agar tercapai kesembuhan yang maximal.
Saya akan memperkenalkan kelas Qi ini kepada teman2 dan famili2 karena memang terbukti bagus dan tidak menbutuhkan banyak biaya malah menghemat biaya.
Salam hangat,
Ginarthi Elpurba/ Gina
Kelas P-41